Berikut penulis akan memaparkan salah satu dari buku panduan berbahasa inggris yang disusun oleh Bapak Herman Felani Tandjung, S.S., M.A.dengan judul CARA CEPAT, MUDAH, DAN MENYENANGKAN MENGUASAI BAHASA INGGRIS.
Sebenarnya ada beberapa pembahasan penting yang beliau paparkan di karangannya ini, namun pada kesempatan ini saya akan menjelaskan sedikitnya tentang prinsip-prinsip dalam berbahasa inggris. Dalam karangan beliau juga, ini adalah pembahasan pertama beliau. Untuk lebih jelasnya, berikut penjelasannya.
HOW TO STUDY ENGLISH IN FUN FAST AND EASY
Untuk dapat menguasai bahasa Inggris
dengan cepat, mudah, dan menyenangkan, terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan di antaranya yaitu, prinsip belajar bahasa Inggris, perbedaan
dasar bahasa Inggris dan Indonesia, tahapan belajar bahasa Inggris, tips-tips
belajar bahasa Inggris yang mencakup listening,
speaking, reading, dan writing, dan sumber-sumber belajar bahasa Inggris.
Pada bagian pertama ini saya akan
mencoba memamparkan beberapa prinsip penting yang sebaiknya diperhatikan
sebelum, pada saat, dan setelah belajar bahasa Inggris.
Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
1. A. Pahami dulu budayanya, bukan rumus atau
struktur.
2. B. Biasakan memakai bahasa Inggris dalam
keseharian dan jadikan sebagai rutinitas.
3. C. Yakinkan diri Anda bahwa bahasa itu
penting dan dapat memberikan kemudahan dalam kehidupan.
4. D. Tidak ada salah atau benar dalam belajar
bahasa, yang ada hanya lazim atau tidak lazim.
5. E. Berpikirlah dalam bahasa Inggris.
6. F. Buatlah lingkungan yang kondusif,
acuhkan komentar negatif.
Prinsip-prinsip tersebut akan dijelaskan dalam uraian di bawah
ini:
1.
Pahami dulu
budayanya, bukan rumus atau struktur
Salah satu kesalahan umum dalam belajar
bahasa Inggris adalah anggapan bahwa untuk menguasai bahasa Inggris orang harus
menguasai struktur atau grammatikal bahasa Inggris. Bukti bahwa anggapan ini
tidak tepat adalah, ada banyak orang yang tidak belajar struktur dan
grammatikal bahasa Inggris secara formal namun mampu menguasai bahasa Inggris
untuk berkomunikasi. Misalnya para penyedia jasa di kawasan pariwisata di
Jogja, Bali, ataupun kota-kota wisata lainnya. Pemandu wisata, penjual suvenir
dan oleh-oleh, pengemudi becak, andong, atau pemilik restoran biasanya dapat berkomunikasi
menggunakan bahasa Inggris hanya karena mereka terbiasa menggunakan bahasa
tersebut. Kalaupun bahasa yang digunakan tidak bersifat formal, tujuan komunikasi
tetap tercapai yang ditandai dengan adanya saling pengertian dari pihak yang berkomunikasi.
Dahulu sebagian besar orang belajar bahasa Inggris mulai Sekolah Lanjutan akan
tetapi sekarang siswa mulai belajar bahasa Inggris sejak di Sekolah Dasar atau
bahkan Taman Kanak-Kanak. Akan tetapi pengalaman belajar bahasa Inggris kita cenderung
tidak menyenangkan disebabkan muatan pelajaran bahasa Inggris dipenuhi dengan
pelajaran struktur dan gramatikal seperti belajar tentang penggunaan tenses, kalimat aktif dan pasif,
kalimat langsung atau tidak langsung dan lain sebagainya.
Pengucapan bahasa Inggris yang berbeda
dengan tulisannya, keharusan menghafal perubahan bentuk kata, jenis kata, serta
arti yang bermacam-macam tidak jarang membuat orang malas atau bahkan frustasi
dalam belajar bahasa Inggris.
2.
Biasakan
memakai bahasa Inggris dalam keseharian dan jadikan sebagai rutinitas
Untuk menguasai bahasa Inggris tidak
cukup hanya dengan belajar di sekolah seminggu sekali atau mengikuti kursus
bahasa dua atau tiga kali seminggu dalam beberapa level. Orang-orang yang
menguasai bahasa Inggris biasanya merupakan:
a. Orang yang pernah tinggal, belajar,
atau bekerja di negara yang menggunakan bahasa Inggris. Misalnya keluarga
diplomat, orang Indonesia yang menikah dengan orang asing dan menetap di negara
tersebut, mahasiswa Indonesia di luar negeri, Tenaga Kerja Indonesia, dan
lain-lain.
b. Orang yang sekolah atau kuliah di
jurusan bahasa Inggris atau jurusan yang memakai bahasa Inggris. Misalnya
mahasiswa jurusan sastra Inggris atau pendidikan bahasa Inggris, siswa di
sekolah internasional, atau mahasiswa di jurusan atau program internasional.
c. Orang yang bekerja dengan menggunakan
bahasa Inggris. Misalnya orang yang bekerja di tempat pariwisata sebagai guide
atau pemandu wisata, pekerja hotel, pekerja di perusahaan internasional
misalnya perusahaan tambang, eskplorasi minyak, penerjemah, pembuat program
komputer, para pelaut atau pekerja di kapal pesiar, tenaga kerja Indoensia di
negara berbahasa Inggris, dan lain-lain.
d. Orang yang menggunakan bahasa Inggris
dalam hobinya misalnya permainan berbahasa Inggris, menyanyikan lagu berbahasa
Inggris. Misalnya para pemain game online
di internet yang menggunakan bahasa Inggris dan penyanyi lagu-lagu top forties, R&B, dan lagu-lagu
barat.
Keempat jenis orang yang menguasai
bahasa Inggris ini memiliki satu kesamaan yaitu mereka sama-sama terbiasa
menggunakan bahasa Inggris dalam keseharian. Bahasa Inggris menjadi suatu
rutinitas dan hal yang dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus. Oleh
karena itu, sangat sulit bagi seseorang untuk dapat menguasai bahasa Inggris
jika hanya menggunakannnya sekali-sekali atau dalam waktu yang jarang. Jika Anda
tidak termasuk dalam keempat jenis orang ini maka Anda harus berupaya mencari jalan
agar bahasa Inggris menjadi kebiasaan dan rutinitas sesuai dengan kegiatan keseharian
Anda masing-masing.
Untuk masalah pembiasaan dan rutinitas
ini, saya memiliki pengalaman tersendiri. Saya pernah mengajar bahasa Inggris
di kawasan tambang batu bara di suatu daerah di pedalaman Kalimantan. Saya
tinggal di barak pekerja yang disebut dengan Kamp. Geologis. Di sana, saya
mengajar orang dari berbagai suku dan latar belakang pendidikan yang minim
sekali bersentuhan dengan bahasa Inggris. Dalam waktu kurang lebih tiga bulan,
kelompok pekerja tambang itu berubah menjadi komunitas berbahasa Inggris.
Cara yang saya pakai cukup sederhana.
Saya hanya selalu berbahasa Inggris saat bertemu
dengan mereka setiap hari selama 24 jam dan mereka juga berupaya
merespon dengan menggunakan bahasa Inggris sesuai dengan kemampuan mereka
masing-masing. Semua kegiatan dari yang serius hingga santai menggunakan bahasa
Inggris. Mereka melakukannya tanpa beban dan dengan ceria karena setiap
kesalahan tidak dianggap serius dan hanya ditertawakan untuk kesenangan saja.
Sehingga muncul bahasa Inggris yang cukup aneh yang sering menjadi bahan
lelucon seperti:
“Little little to me,
Little little to me. Salary no up up. Long-long, I kill you” yang maksudnya
adalah “Sedikit-sedikit saya, Sedikit-sedikit saya. Gaji tidak naik-naik. Lama-lama,
Saya bunuh juga kamu”. Meskipun ungkapan tersebut aneh di dalam bahasa Inggris,
namun orang lain mungkin masih bisa memahami maksudnya.
Ungkapan tersebut muncul secara alami
karena mereka telah menjadikan bahasa Inggris sebagai kebiasaan mereka.
3.
Yakinkan diri
Anda bahwa bahasa itu penting dan dapat memberikan kemudahan dalam kehidupan
Saat ini tidak dapat disangkal bahwa
keterampilan berbahasa Inggris telah menjadi suatu
kebutuhan untuk menghadapi tantangan zaman globalisasi. Bahasa
Inggris menjadi kebutuhan semua kalangan pelajar, mahasiswa, pegawai, pekerja,
anak-anak, bahkan Ibu rumah tangga. Orang yang ingin melanjutkan studi ke luar
negeri, bekerja di luar negeri, atau bahkan hanya untuk kuliah di dalam negeri
memerlukan kemampuan dan nilai bahasa Inggris yang baik untuk dapat mengikuti
pendidikan atau mencapai kelulusan.
Saat ini banyak universitas dalam
negeripun sudah mulai mensyaratkan nilai bahasa Inggris dalam standar tertentu
untuk lulus mengikuti studi atau lulus dari studi yang telah diikuti.
Saya seringkali menemui beberapa orang yang batal atau mengalami
penundaan untuk belajar ke luar negeri karena nilai bahasa Inggrisnya belum
memenuhi persyaratan. Padahal beasiswa telah tersedia, persiapan mental dan
fisik telah memadai, keluarga telah mendukung, dan semuanya sudah siap kecuali
satu hal yaitu nilai bahasa Inggris yang telah ditentukan batas minimalnya. Hal
ini tentu menghalangi proses seseorang tersebut melanjutkan pendidikannya.
Padahal orang tersebut bisa dikatakan ahli di bidangnya. Namun dalam hal bahasa
Inggris ia masih dianggap kurang sehingga mengalami hambatan sebelum proses
keberangkatan.
Banyak pekerja yang membutuhkan
kemampuan berbahasa Inggris untuk dapat melakukan pekerjaannya. Misalnya para
pekerja di kawasan tambang yang hampir sebagian besar perintah kerja dan manual
pekerjaan tertulis dalam bahasa Inggris atau memiliki atasan orang asing yang
menggunakan bahasa Inggris. Para pekerja Indonesia yang bekerja di luar negeri
atau yang memiliki atasan orang asing juga akan mengalami kemudahan jika mampu
menggunakan bahasa Inggris. Mungkin kasus kekerasan yang dialami TKI pekerja
rumah tangga di luar negeri bisa dihindari jika pekerja tersebut memiliki
kemampuan bahasa asing seperti kemampuan berbahasa Inggris. Mereka akan dapat
lebih mudah menjalankan pekerjaan yang menggunakan peralatan elektronik karena
akan lebih dapat memahami instruksi peralatan elektronik yang sebagian besar menggunakan
bahasa Inggris.
Anak-anak pun memerlukan bahasa Inggris
agar mereka dapat menikmati tayangan kartun asing di televisi ataupun memainkan
game di komputer atau internet
yang hampir semuanya menggunakan bahasa Inggris. Ibu-ibu atau bapak rumah
tangga juga akan lebih mudah mengoperasikan peralatan elektronik di rumah yang
sebagian besar menggunakan instruksi berbahasa Inggris. Memang sebagaian
peralatan elektronik saat ini sudah banyak juga yang menyediakan instruksi
berbahasa Indonesia namun penguasaan bahasa Inggris akan lebih jauh memudahkan
kita dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu dalam menjalankan tugas rumah
tangga seperti mengasuh anak dan menyajikan hidangan untuk keluarga, Ibu atau Bapak
Rumah Tangga akan sangat terbantu dengan informasi yang tersedia di internet. Mereka
dapat mengakses informasi dengan lebih mudah dan lebih tidak terbatas jika menguasai
bahasa Inggris.
Saya pribadi mengalami banyak kemudahan
dalam kehidupan saya hanya karena saya menguasai bahasa Inggris. Saya dapat
memperoleh biaya tambahan pendidikan dengan mengajar bahasa Inggris. Saya
mendapat kesempatan mengunjungi pulau kalimantan dan Sulawesi karena ditugaskan
menjadi instruktur bahasa Inggris. Sayapun mendapat pengalaman pertama
menggunakan pesawat terbang dengan gratis karena bertugas mengajar bahasa
Inggris. Istri saya juga mengalami kemudahan dalam melanjutkan studinya di
jenjang S-2 di jurusan psikologi dan menjadi lulusan tercepat di angkatannya
dengan salah satu alasannya adalah kemampuan bahasa Inggris yang memudahkannya
dalam mencari referensi dan bahan bacaan di kuliah yang sebagian besar
berbahasa Inggris.
4.
Tidak ada
salah atau benar dalam belajar bahasa, yang ada hanya lazim atau tidak
lazim
Permasalahan umum dalam masyarakat kita
dalam proses pembelajaran adalah adanya pandangan yang menyatakan lebih baik
diam dari pada berbuat kesalahan. Hal ini kurang mendukung dalam proses
pembelajaran karena orang akan cenderung diam daripada membuat suatu pernyataan
yang salah. Pada faktanya, dalam proses belajar bahasa Inggris, orang perlu
untuk mencoba berulang-ulang membuat suatu kalimat dalam berbicara atau menulis
meskipun masih belum tepat. Membuat kesalahan dalam proses belajar merupakan
sesuatu yang wajar dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari tahapan untuk
dapat menguasai sesuatu. Orang yang cuek dan tidak terlalu membesarbesarkan kesalahan
cenderung lebih cepat belajar daripada orang yang terlalu takut dan terlalu
berhati-hati untuk menghindari kesalahan.
Salah satu fungsi utama bahasa adalah
sebagai alat komunikasi dan dalam komunikasi yang paling penting adalah
sampainya pesan dari penyampai pesan kepada penerima pesan. Jika pernyataan
tersebut disepakati maka bahasa Inggris informal para penyedia jasa di kawasan
pariwisata sudah bisa dianggap memenuhi fungsi komunikasinya meskipun secara
gramatikal atau struktur mungkin masih terdapat kesalahan atau kekurangtepatan.
Sebagai contoh, saya telah tinggal di
Jogjakarta selama kurang lebih 11 tahun. Meskipun saya bukan keturunan Jawa,
saya paham dan mampu berbahasa Jawa. Namun saya hanya berani berbahasa Jawa “Ngoko” atau sering dianggap bahasa
Jawa level terendah atau bahasa Jawa kasar di Jogja. Saya belum menguasai
bahasa Jawa “kromo hinggil” karena
saya jarang berlatih dikarenakan tidak berani berbuat salah lantaran takut
dianggap tidak sopan. Hal ini tentu tidak berlaku untuk bahasa Inggris. Di
bahasa Inggris tidak ada level atau tingkatan bahasa atau derajat kesopanan
khusus sehingga tidak perlu khawatir berbuat kesalahan dalam belajar
mengucapkan atau menuliskan kalimat berbahasa Inggris. Seperti kata satu iklan,
tidak kotor tidak belajar.
Singkatnya, jika ingin menguasai bahasa
Inggris, singkirkan jauh-jauh perasaan takut salah. Justru dapat belajar banyak
dari kesalahan dan kita akan sangat mengingat sesuatu jika pernah salah
sebelumnya. Saya pribadi memiliki pendapat tersendiri mengenai takut salah
dalam proses belajar. Kepada mahasiswa, sering saya nyatakan bahwa setiap
kesalahan akan mendapat nilai.
Semakin banyak kesalahan maka akan
semakin tinggi nilai yang diperoleh. Dengan catatan, mahasiswa tersebut belajar
dari kesalahan tersebut dan berupaya melakukan koreksi.
5.
Berpikirlah
dalam bahasa Inggris
Pernyataan di atas memang mudah untuk
diucapkan namun sulit untuk dilakukan. Maksud pernyataan tersebut adalah
gunakan pola dalam bahasa Inggris tersebut apa adanya, tidak perlu
disama-samakan atau dicocokkan dengan bahasa Indonesia ataupun bahasa lainnya.
Kita tidak perlu terlalu mempermasalahkan perbedaan antara bahasa Inggris dan
bahasa Indonesia. Cukup kita ikuti saja alur dibahasa Inggris sesuai dengan apa
yang lazim digunakan. Sebagai contoh mengapa kata kerja di bahasa Inggris berubah-ubah
sesuai dengan waktu pemakaiannya sedangkan di bahasa Indonesia kata kerja tidak
mengalami perubahan dalam penggunaan yang bagaimanapun. Selain itu maka kita
seringkali mengalami kesulitan membuat kalimat bahasa Inggris dalam bentuk kalimat
pasif sedangkan di Indonesia kita sangat sering dan sangat mudah membuat kalimat
dengan menggunakan struktur pasif. Hal tersebut akan menyulitkan jika kita selalu
menyamakan atau membandingkan dengan bahasa Indonesia karena pada kenyataannya
terdapat beberapa perbedaan mendasar dalam struktur kalimat bahasa Inggris dan
bahasa Indonesia. Struktur kalimat ini sedikit banyak berkaitan pula aspek budaya
dari masyarakat yang menggunakan bahasa itu sendiri. Dalam kenyataannya kebudayaan
masyarakat berbahasa Inggris memiliki beberapa perbedaan dengan kebudayaan
Indonesia. Jika bahasa merupakan bagian dari suatu kebudayaan, maka perbedaan
yang ada merupakan sesuatu yang wajar. Sehingga, kita tidak bisa memaksakan
pola pikir kita sebagai orang Indonesia saat mempelajari bahasa asing seperti bahasa
Inggris.
6.
Buatlah
lingkungan yang kondusif, acuhkan komentar negatif.
Salah satu hambatan terbesar dalam
proses belajar bahasa Inggris adalah adanya komentar yang kurang mendukung atau
bahkan cemoohan yang dapat membuat seseorang malu untuk menggunakan bahasa
Inggris dalam kesehariannya. Saya sering menyarankan teman yang mau
meningkatkan kemampuan berbahasa Inggrisnya untuk selalu menggunakan bahasa
Inggris di kantor, di lingkungan pergaulan, atau di keluarga masing-masing.
Akan tetapi mereka sering takut dianggap sombong atau dicap “sok kebarat-baratan”
karena komentar dari lingkungan. Lingkungan yang kondusif sangatlah penting
dalam suatu proses pembelajaran. Jika semua orang menggunakan bahasa Inggris di
suatu tempat, maka kitapun akan merasa nyaman-nyaman saja berbahasa Inggris dan
tidak takut mendapatkan komentar negatif. Sebagai contoh, di Jawa Timur, ada
satu desa dimana semua orang menggunakan bahasa asing termasuk bahasa Inggris.
Desa tersebut merupakan desa kursus bahasa, sehingga banyak orang datang untuk
belajar bahasa. Masyarakatnyapun semua menggunakan bahasa Inggris sehingga
orang yang datang belajar bahasa Inggris disana dapat lebih cepat menguasai
bahasa Inggris. Sekarang desa serupa juga dikembangkan di wilayah lain seperti
di beberapa desa di Magelang, Jawa Tengah. Cara paling mudah dalam menghadapi
komentar negatif dalam belajar bahasa Inggris adalah mengacuhkannya. Akan
tetapi, jika Anda merasa sulit untuk bersikap cuek terhadap hal-hal yang
bersifat tidak mendukung, anda dapat menghindarinya.
Anda dapat membuat komunitas berbahasa
Inggris dengan mengajak orang-orang yang memiliki keinginan yang sama dengan
Anda atau bergabung dengan kelompok yang sudah ada. Jika susah bertemu
langsung, Anda dapat menggunakan teknologi seperti telepon atau internet. Anda
dapat saling mengirim pesan singkat dalam bahasa Inggris, atau membuat kelompok
berbahasa Inggris di situs jejaring sosial seperti facebook. Mengikuti kursus bahasa
Inggris di tempat kursus juga merupakan salah satu cara mencari lingkungan yang
kondusif dalam belajar bahasa Inggris. Di kursus bahasa Inggris Anda dapat
bertemu dengan orang-orang yang mengalami permasalahan yang serupa dengan Anda
dan mungkin memiliki cara yang berbeda-beda yang dapat Anda jadikan inspirasi
dalam belajar bahasa Inggris.
Demikian paparan saya dalam postingan kali ini, jika ada kesalahan dalam penulisan harap kritik sarannya dari pembaca. Semoga bermanfaat untuk kita semua.
Src : Herman Felani Tandjung, S.S., M.A.
Eo : Ahmad Zaman Huri
EmoticonEmoticon