Prinsip Belajar Bahasa Inggris

1:15 pm
Hasil gambar untuk learning english

Berikut penulis akan memaparkan salah satu dari buku panduan berbahasa inggris yang disusun oleh Bapak Herman Felani Tandjung, S.S., M.A.dengan judul CARA CEPAT, MUDAH, DAN MENYENANGKAN MENGUASAI BAHASA INGGRIS.

Sebenarnya ada beberapa pembahasan penting yang beliau paparkan di karangannya ini, namun pada kesempatan ini saya akan menjelaskan sedikitnya tentang prinsip-prinsip dalam berbahasa inggris. Dalam karangan beliau juga, ini adalah pembahasan pertama beliau. Untuk lebih jelasnya, berikut penjelasannya.

HOW TO STUDY ENGLISH IN FUN FAST AND EASY

Untuk dapat menguasai bahasa Inggris dengan cepat, mudah, dan menyenangkan, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan di antaranya yaitu, prinsip belajar bahasa Inggris, perbedaan dasar bahasa Inggris dan Indonesia, tahapan belajar bahasa Inggris, tips-tips belajar bahasa Inggris yang mencakup listening, speaking, reading, dan writing, dan sumber-sumber belajar bahasa Inggris.

Pada bagian pertama ini saya akan mencoba memamparkan beberapa prinsip penting yang sebaiknya diperhatikan sebelum, pada saat, dan setelah belajar bahasa Inggris.

Prinsip-prinsip tersebut antara lain:

1.      A. Pahami dulu budayanya, bukan rumus atau struktur.
2.      B.  Biasakan memakai bahasa Inggris dalam keseharian dan jadikan sebagai rutinitas.
3.      C. Yakinkan diri Anda bahwa bahasa itu penting dan dapat memberikan kemudahan dalam kehidupan.
4.      D. Tidak ada salah atau benar dalam belajar bahasa, yang ada hanya lazim atau tidak lazim.
5.      E. Berpikirlah dalam bahasa Inggris.
6.      F. Buatlah lingkungan yang kondusif, acuhkan komentar negatif.

Prinsip-prinsip tersebut akan dijelaskan dalam uraian di bawah ini:

1.      Pahami dulu budayanya, bukan rumus atau struktur

Salah satu kesalahan umum dalam belajar bahasa Inggris adalah anggapan bahwa untuk menguasai bahasa Inggris orang harus menguasai struktur atau grammatikal bahasa Inggris. Bukti bahwa anggapan ini tidak tepat adalah, ada banyak orang yang tidak belajar struktur dan grammatikal bahasa Inggris secara formal namun mampu menguasai bahasa Inggris untuk berkomunikasi. Misalnya para penyedia jasa di kawasan pariwisata di Jogja, Bali, ataupun kota-kota wisata lainnya. Pemandu wisata, penjual suvenir dan oleh-oleh, pengemudi becak, andong, atau pemilik restoran biasanya dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris hanya karena mereka terbiasa menggunakan bahasa tersebut. Kalaupun bahasa yang digunakan tidak bersifat formal, tujuan komunikasi tetap tercapai yang ditandai dengan adanya saling pengertian dari pihak yang berkomunikasi. Dahulu sebagian besar orang belajar bahasa Inggris mulai Sekolah Lanjutan akan tetapi sekarang siswa mulai belajar bahasa Inggris sejak di Sekolah Dasar atau bahkan Taman Kanak-Kanak. Akan tetapi pengalaman belajar bahasa Inggris kita cenderung tidak menyenangkan disebabkan muatan pelajaran bahasa Inggris dipenuhi dengan pelajaran struktur dan gramatikal seperti belajar tentang penggunaan tenses, kalimat aktif dan pasif, kalimat langsung atau tidak langsung dan lain sebagainya.

Pengucapan bahasa Inggris yang berbeda dengan tulisannya, keharusan menghafal perubahan bentuk kata, jenis kata, serta arti yang bermacam-macam tidak jarang membuat orang malas atau bahkan frustasi dalam belajar bahasa Inggris.



2.      Biasakan memakai bahasa Inggris dalam keseharian dan jadikan sebagai rutinitas

Untuk menguasai bahasa Inggris tidak cukup hanya dengan belajar di sekolah seminggu sekali atau mengikuti kursus bahasa dua atau tiga kali seminggu dalam beberapa level. Orang-orang yang menguasai bahasa Inggris biasanya merupakan:
a. Orang yang pernah tinggal, belajar, atau bekerja di negara yang menggunakan bahasa Inggris. Misalnya keluarga diplomat, orang Indonesia yang menikah dengan orang asing dan menetap di negara tersebut, mahasiswa Indonesia di luar negeri, Tenaga Kerja Indonesia, dan lain-lain.
b. Orang yang sekolah atau kuliah di jurusan bahasa Inggris atau jurusan yang memakai bahasa Inggris. Misalnya mahasiswa jurusan sastra Inggris atau pendidikan bahasa Inggris, siswa di sekolah internasional, atau mahasiswa di jurusan atau program internasional.
c. Orang yang bekerja dengan menggunakan bahasa Inggris. Misalnya orang yang bekerja di tempat pariwisata sebagai guide atau pemandu wisata, pekerja hotel, pekerja di perusahaan internasional misalnya perusahaan tambang, eskplorasi minyak, penerjemah, pembuat program komputer, para pelaut atau pekerja di kapal pesiar, tenaga kerja Indoensia di negara berbahasa Inggris, dan lain-lain.
d. Orang yang menggunakan bahasa Inggris dalam hobinya misalnya permainan berbahasa Inggris, menyanyikan lagu berbahasa Inggris. Misalnya para pemain game online di internet yang menggunakan bahasa Inggris dan penyanyi lagu-lagu top forties, R&B, dan lagu-lagu barat.

Keempat jenis orang yang menguasai bahasa Inggris ini memiliki satu kesamaan yaitu mereka sama-sama terbiasa menggunakan bahasa Inggris dalam keseharian. Bahasa Inggris menjadi suatu rutinitas dan hal yang dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus. Oleh karena itu, sangat sulit bagi seseorang untuk dapat menguasai bahasa Inggris jika hanya menggunakannnya sekali-sekali atau dalam waktu yang jarang. Jika Anda tidak termasuk dalam keempat jenis orang ini maka Anda harus berupaya mencari jalan agar bahasa Inggris menjadi kebiasaan dan rutinitas sesuai dengan kegiatan keseharian Anda masing-masing.

Untuk masalah pembiasaan dan rutinitas ini, saya memiliki pengalaman tersendiri. Saya pernah mengajar bahasa Inggris di kawasan tambang batu bara di suatu daerah di pedalaman Kalimantan. Saya tinggal di barak pekerja yang disebut dengan Kamp. Geologis. Di sana, saya mengajar orang dari berbagai suku dan latar belakang pendidikan yang minim sekali bersentuhan dengan bahasa Inggris. Dalam waktu kurang lebih tiga bulan, kelompok pekerja tambang itu berubah menjadi komunitas berbahasa Inggris.

Cara yang saya pakai cukup sederhana. Saya hanya selalu berbahasa Inggris saat bertemu
dengan mereka setiap hari selama 24 jam dan mereka juga berupaya merespon dengan menggunakan bahasa Inggris sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Semua kegiatan dari yang serius hingga santai menggunakan bahasa Inggris. Mereka melakukannya tanpa beban dan dengan ceria karena setiap kesalahan tidak dianggap serius dan hanya ditertawakan untuk kesenangan saja. Sehingga muncul bahasa Inggris yang cukup aneh yang sering menjadi bahan lelucon seperti:


“Little little to me, Little little to me. Salary no up up. Long-long, I kill you” yang maksudnya adalah “Sedikit-sedikit saya, Sedikit-sedikit saya. Gaji tidak naik-naik. Lama-lama, Saya bunuh juga kamu”. Meskipun ungkapan tersebut aneh di dalam bahasa Inggris, namun orang lain mungkin masih bisa memahami maksudnya.
Ungkapan tersebut muncul secara alami karena mereka telah menjadikan bahasa Inggris sebagai kebiasaan mereka.

3.      Yakinkan diri Anda bahwa bahasa itu penting dan dapat memberikan kemudahan dalam kehidupan

Saat ini tidak dapat disangkal bahwa keterampilan berbahasa Inggris telah menjadi suatu
kebutuhan untuk menghadapi tantangan zaman globalisasi. Bahasa Inggris menjadi kebutuhan semua kalangan pelajar, mahasiswa, pegawai, pekerja, anak-anak, bahkan Ibu rumah tangga. Orang yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri, bekerja di luar negeri, atau bahkan hanya untuk kuliah di dalam negeri memerlukan kemampuan dan nilai bahasa Inggris yang baik untuk dapat mengikuti pendidikan atau mencapai kelulusan.

Saat ini banyak universitas dalam negeripun sudah mulai mensyaratkan nilai bahasa Inggris dalam standar tertentu untuk lulus mengikuti studi atau lulus dari studi yang telah diikuti.
Saya seringkali menemui beberapa orang yang batal atau mengalami penundaan untuk belajar ke luar negeri karena nilai bahasa Inggrisnya belum memenuhi persyaratan. Padahal beasiswa telah tersedia, persiapan mental dan fisik telah memadai, keluarga telah mendukung, dan semuanya sudah siap kecuali satu hal yaitu nilai bahasa Inggris yang telah ditentukan batas minimalnya. Hal ini tentu menghalangi proses seseorang tersebut melanjutkan pendidikannya. Padahal orang tersebut bisa dikatakan ahli di bidangnya. Namun dalam hal bahasa Inggris ia masih dianggap kurang sehingga mengalami hambatan sebelum proses keberangkatan.

Banyak pekerja yang membutuhkan kemampuan berbahasa Inggris untuk dapat melakukan pekerjaannya. Misalnya para pekerja di kawasan tambang yang hampir sebagian besar perintah kerja dan manual pekerjaan tertulis dalam bahasa Inggris atau memiliki atasan orang asing yang menggunakan bahasa Inggris. Para pekerja Indonesia yang bekerja di luar negeri atau yang memiliki atasan orang asing juga akan mengalami kemudahan jika mampu menggunakan bahasa Inggris. Mungkin kasus kekerasan yang dialami TKI pekerja rumah tangga di luar negeri bisa dihindari jika pekerja tersebut memiliki kemampuan bahasa asing seperti kemampuan berbahasa Inggris. Mereka akan dapat lebih mudah menjalankan pekerjaan yang menggunakan peralatan elektronik karena akan lebih dapat memahami instruksi peralatan elektronik yang sebagian besar menggunakan bahasa Inggris.

Anak-anak pun memerlukan bahasa Inggris agar mereka dapat menikmati tayangan kartun asing di televisi ataupun memainkan game di komputer atau internet yang hampir semuanya menggunakan bahasa Inggris. Ibu-ibu atau bapak rumah tangga juga akan lebih mudah mengoperasikan peralatan elektronik di rumah yang sebagian besar menggunakan instruksi berbahasa Inggris. Memang sebagaian peralatan elektronik saat ini sudah banyak juga yang menyediakan instruksi berbahasa Indonesia namun penguasaan bahasa Inggris akan lebih jauh memudahkan kita dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu dalam menjalankan tugas rumah tangga seperti mengasuh anak dan menyajikan hidangan untuk keluarga, Ibu atau Bapak Rumah Tangga akan sangat terbantu dengan informasi yang tersedia di internet. Mereka dapat mengakses informasi dengan lebih mudah dan lebih tidak terbatas jika menguasai bahasa Inggris.

Saya pribadi mengalami banyak kemudahan dalam kehidupan saya hanya karena saya menguasai bahasa Inggris. Saya dapat memperoleh biaya tambahan pendidikan dengan mengajar bahasa Inggris. Saya mendapat kesempatan mengunjungi pulau kalimantan dan Sulawesi karena ditugaskan menjadi instruktur bahasa Inggris. Sayapun mendapat pengalaman pertama menggunakan pesawat terbang dengan gratis karena bertugas mengajar bahasa Inggris. Istri saya juga mengalami kemudahan dalam melanjutkan studinya di jenjang S-2 di jurusan psikologi dan menjadi lulusan tercepat di angkatannya dengan salah satu alasannya adalah kemampuan bahasa Inggris yang memudahkannya dalam mencari referensi dan bahan bacaan di kuliah yang sebagian besar berbahasa Inggris.

4.      Tidak ada salah atau benar dalam belajar bahasa, yang ada hanya lazim atau tidak
lazim                                                                                                        

Permasalahan umum dalam masyarakat kita dalam proses pembelajaran adalah adanya pandangan yang menyatakan lebih baik diam dari pada berbuat kesalahan. Hal ini kurang mendukung dalam proses pembelajaran karena orang akan cenderung diam daripada membuat suatu pernyataan yang salah. Pada faktanya, dalam proses belajar bahasa Inggris, orang perlu untuk mencoba berulang-ulang membuat suatu kalimat dalam berbicara atau menulis meskipun masih belum tepat. Membuat kesalahan dalam proses belajar merupakan sesuatu yang wajar dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari tahapan untuk dapat menguasai sesuatu. Orang yang cuek dan tidak terlalu membesarbesarkan kesalahan cenderung lebih cepat belajar daripada orang yang terlalu takut dan terlalu berhati-hati untuk menghindari kesalahan.

Salah satu fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi dan dalam komunikasi yang paling penting adalah sampainya pesan dari penyampai pesan kepada penerima pesan. Jika pernyataan tersebut disepakati maka bahasa Inggris informal para penyedia jasa di kawasan pariwisata sudah bisa dianggap memenuhi fungsi komunikasinya meskipun secara gramatikal atau struktur mungkin masih terdapat kesalahan atau kekurangtepatan.

Sebagai contoh, saya telah tinggal di Jogjakarta selama kurang lebih 11 tahun. Meskipun saya bukan keturunan Jawa, saya paham dan mampu berbahasa Jawa. Namun saya hanya berani berbahasa Jawa “Ngoko” atau sering dianggap bahasa Jawa level terendah atau bahasa Jawa kasar di Jogja. Saya belum menguasai bahasa Jawa “kromo hinggil” karena saya jarang berlatih dikarenakan tidak berani berbuat salah lantaran takut dianggap tidak sopan. Hal ini tentu tidak berlaku untuk bahasa Inggris. Di bahasa Inggris tidak ada level atau tingkatan bahasa atau derajat kesopanan khusus sehingga tidak perlu khawatir berbuat kesalahan dalam belajar mengucapkan atau menuliskan kalimat berbahasa Inggris. Seperti kata satu iklan, tidak kotor tidak belajar.

Singkatnya, jika ingin menguasai bahasa Inggris, singkirkan jauh-jauh perasaan takut salah. Justru dapat belajar banyak dari kesalahan dan kita akan sangat mengingat sesuatu jika pernah salah sebelumnya. Saya pribadi memiliki pendapat tersendiri mengenai takut salah dalam proses belajar. Kepada mahasiswa, sering saya nyatakan bahwa setiap kesalahan akan mendapat nilai.
Semakin banyak kesalahan maka akan semakin tinggi nilai yang diperoleh. Dengan catatan, mahasiswa tersebut belajar dari kesalahan tersebut dan berupaya melakukan koreksi.

5.      Berpikirlah dalam bahasa Inggris

Pernyataan di atas memang mudah untuk diucapkan namun sulit untuk dilakukan. Maksud pernyataan tersebut adalah gunakan pola dalam bahasa Inggris tersebut apa adanya, tidak perlu disama-samakan atau dicocokkan dengan bahasa Indonesia ataupun bahasa lainnya. Kita tidak perlu terlalu mempermasalahkan perbedaan antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Cukup kita ikuti saja alur dibahasa Inggris sesuai dengan apa yang lazim digunakan. Sebagai contoh mengapa kata kerja di bahasa Inggris berubah-ubah sesuai dengan waktu pemakaiannya sedangkan di bahasa Indonesia kata kerja tidak mengalami perubahan dalam penggunaan yang bagaimanapun. Selain itu maka kita seringkali mengalami kesulitan membuat kalimat bahasa Inggris dalam bentuk kalimat pasif sedangkan di Indonesia kita sangat sering dan sangat mudah membuat kalimat dengan menggunakan struktur pasif. Hal tersebut akan menyulitkan jika kita selalu menyamakan atau membandingkan dengan bahasa Indonesia karena pada kenyataannya terdapat beberapa perbedaan mendasar dalam struktur kalimat bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Struktur kalimat ini sedikit banyak berkaitan pula aspek budaya dari masyarakat yang menggunakan bahasa itu sendiri. Dalam kenyataannya kebudayaan masyarakat berbahasa Inggris memiliki beberapa perbedaan dengan kebudayaan Indonesia. Jika bahasa merupakan bagian dari suatu kebudayaan, maka perbedaan yang ada merupakan sesuatu yang wajar. Sehingga, kita tidak bisa memaksakan pola pikir kita sebagai orang Indonesia saat mempelajari bahasa asing seperti bahasa Inggris.

6.      Buatlah lingkungan yang kondusif, acuhkan komentar negatif.

Salah satu hambatan terbesar dalam proses belajar bahasa Inggris adalah adanya komentar yang kurang mendukung atau bahkan cemoohan yang dapat membuat seseorang malu untuk menggunakan bahasa Inggris dalam kesehariannya. Saya sering menyarankan teman yang mau meningkatkan kemampuan berbahasa Inggrisnya untuk selalu menggunakan bahasa Inggris di kantor, di lingkungan pergaulan, atau di keluarga masing-masing. Akan tetapi mereka sering takut dianggap sombong atau dicap “sok kebarat-baratan” karena komentar dari lingkungan. Lingkungan yang kondusif sangatlah penting dalam suatu proses pembelajaran. Jika semua orang menggunakan bahasa Inggris di suatu tempat, maka kitapun akan merasa nyaman-nyaman saja berbahasa Inggris dan tidak takut mendapatkan komentar negatif. Sebagai contoh, di Jawa Timur, ada satu desa dimana semua orang menggunakan bahasa asing termasuk bahasa Inggris. Desa tersebut merupakan desa kursus bahasa, sehingga banyak orang datang untuk belajar bahasa. Masyarakatnyapun semua menggunakan bahasa Inggris sehingga orang yang datang belajar bahasa Inggris disana dapat lebih cepat menguasai bahasa Inggris. Sekarang desa serupa juga dikembangkan di wilayah lain seperti di beberapa desa di Magelang, Jawa Tengah. Cara paling mudah dalam menghadapi komentar negatif dalam belajar bahasa Inggris adalah mengacuhkannya. Akan tetapi, jika Anda merasa sulit untuk bersikap cuek terhadap hal-hal yang bersifat tidak mendukung, anda dapat menghindarinya.

Anda dapat membuat komunitas berbahasa Inggris dengan mengajak orang-orang yang memiliki keinginan yang sama dengan Anda atau bergabung dengan kelompok yang sudah ada. Jika susah bertemu langsung, Anda dapat menggunakan teknologi seperti telepon atau internet. Anda dapat saling mengirim pesan singkat dalam bahasa Inggris, atau membuat kelompok berbahasa Inggris di situs jejaring sosial seperti facebook. Mengikuti kursus bahasa Inggris di tempat kursus juga merupakan salah satu cara mencari lingkungan yang kondusif dalam belajar bahasa Inggris. Di kursus bahasa Inggris Anda dapat bertemu dengan orang-orang yang mengalami permasalahan yang serupa dengan Anda dan mungkin memiliki cara yang berbeda-beda yang dapat Anda jadikan inspirasi dalam belajar bahasa Inggris.




Demikian paparan saya dalam postingan kali ini, jika ada kesalahan dalam penulisan harap kritik sarannya dari pembaca. Semoga bermanfaat untuk kita semua.



Src : Herman Felani Tandjung, S.S., M.A.
Eo : Ahmad Zaman Huri

Artikel Terkait

Previous
Next Post »