Sejarah Ulumul Quran |
Al-Quran adalah sumber hukum islam yang pertama. Sehingga kita hendaknya harus dapat memahami tentang kandungan di dalamnya. Al-Quran dengan huruf-hurufnya, bab-babnya, surat-suratnya dan ayat-ayatnya yang sama di seluruh dunia, baik di Jepang, Brasilia, Iraq dan lain-lain. Andaikata ia bukan dari Allah Swt, tentu terdapat perbedaan yang banyak.
Al-Quran adalah laksana sinar yang memberikan penerangan terhadap kehidupan manusia, bagaikan pelita yang memberikan cahaya kearah hidayah ma’rifah. Al-Quran juga adalah kitab hidayah dan ijaz (melemahkan yang lain). Ayat-ayatnya tentu ditetapkan kemudian diperinci dari Allah Swt. Yang maha bijaksana dan maha mengetahui.
Oleh karena itu kita sebagai umat islam harus benar-benar mengetahui kandungan-kandungan yang ada didalamnya dari berbagai aspek. Ulumul Quran adalah salah satu jalan yang bisa membawa kita dalam memahami kandungan Al-Quran.
Selain memahami Al-Quran kita juga perlu tau mengetahui bagaimana perkembangan Ulumul Quran dan siapa saja tokoh-tokoh yang menjadi pendongkrak munculnya Ulumul Quran. Secara tidak langsung pemikiran merekalah yang mengilhami kita dalam memahami Al-Quran.
A. Pengertian Dan Sejarah Ulumul Quran.
Ungkapan Ulumul Quran berasal dari bahasa arab, yaitu Ulum dan Al-Quran. Kata Ulum merupakan bentuk jama’ dari kata Ilmu, ilmu yang dimaksud disini sebagaimana didefinisikan Abu Syahbah adalah sejumlah materi pembahasan yang dibatasi kesatuan tema ataupun tujuan. Adapun Al-Quran sebagaimana didefinisikan sebagian ulama adalah Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi-Nya Muhammad SAW, yang lafadz-lafadznya mengandung mukjizat, dan ditulis pada mushaf mulai dari awal Surat Al-Fatihah (1) sampai akhir Surat An-Nas (114). Dengan demikian, secara bahasa Ulumul Quran adalah ilmu (pembahasan) yang berkaitan dengan Al Quran.
Adapun secara definisi umum Ulumul Quran adalah sejumlah pembahasan yang berkaitan dengan Al-Quran dan pembahasan itu menyangkut materi-materi yang selanjutnya menjadi pokok-pokok bahasan Ulumul Quran.
Mengenai kemunculan istilah Ulumul Quran untuk yang pertama kalinya para penulis menyatakan bahwa Abu Al-Farj Bin Al-Jauzi lah yang pertama kali memunculkan kata tersebut pada abad ke-6 H. Adapun Az-Zarqani menyatakan bahwa istilah itu muncul pada abad 5 H, yang disampaikan oleh Al-Hufi (w.430 H) dalam karyanya yang berjudul Al-Burhan fi Ulum Al-Quran. Dengan merujuk kitab Muqaddimatani Fi Ulum Al-Quran yang dicetak tahun 1954 dan disunting oleh Arthur Jeffri, berpendapat bahwa istilah Ulumul Quran muncul dalam kitab Al-Mabani fi Nazhm Al-Ma’ani yang ditulis tahun 425 H.
Kitab hasil cetakannya mencapai 250 halaman itu menyajikan tentang Makki-Madani, Nuzul Al-Quran, kondifikasi Al-Quran, penulisan mushaf, penolakan terhadap berbagai keraguan yang menyangkut pengodifikasian Al-Quran dan penulisan mushaf, jumlah surat dan ayat, tafsir, takwil, muhkam mutasyabih, turunnya Al-Quran dengan Tujuh Huruf (Sab’ah Ahruf) dan pembahasan lainnya. Lebih lanjutnya Syahbah mengkritik analisis yang dikeluarkan Az-Zarqani, kritiknya itu menyangkut penyebutan istilah Ulumul Quran dalam kitab Al-Burhan Fi Ulumul Quran yang pertama kali muncul. Ia berpendapat bahwa istilah Ulumul Quran sudah muncul sejak abad 3 H. yaitu ketika Ibn Al-Marzuban menullis kitab yang berjudul Al-Hawi Fi Ulum Al-Quran.
Banyaknya ilmu yang ada kaitannya dengan pembahasan Al-Quran menyebabkan banyak pula pembahasan ruang lingkup Ulumul Quran. Ilmu-ilmu Al-Quran mencapai 77.450. Hitungan itu diperoleh dari hasil perkalian jumlah kalimat Al-Quran dengan empat karena tiap-tiap kalimat dalam Al-Quran mempunyai empat makna yaitu Zhahir, Batin, Hadd, Dan Mathla.
B. Beberapa Ruang Lingkup Pembahasan Ulumul Quran
1. Persoalan turunnya Al-Quran (nuzul Al-Quran)
2. Persoalan sanad (rangkaian para periwayat).
3. Persoalan qira’at ( cara pembacaan al-qur’an)
4. Persoalan kata-kata Al-Quran.
5. Persoalan makna-makna Al-Quran yang berkaitan dengan hukum.
6. Persoalan makna Al-Quran yag berkaitan dengan kata-kata Al-Quran.
C. Fase Perkembangan Ulumul Quran
1. Fase Sebelum Kodifikasi (Qobl ‘Ashr At-Tadwin)
Pada fase sebelum kodifikasi, Ulumul Quran telah dianggap sebagai benih yang kemunculannya sangat dirasakan sejak masa Nabi. Hal itu ditandai dengan kegairahan para sahabat untuk mempelajari Al-Quran dengan sungguh-sungguh terlebih lagi diantara mereka sebagaimana diceritakan oleh Abu Abdurrahman As-Sulami, memiliki kebiasaan untuk tidak berpindah kepada ayat lain, sebelum memahami dan mengamalkan ayat yang sedang dipelajarinya.
2. Fase Kodifikasi
Sebagaimana diketahui pada fase sebelum kodifikasi, Ulumul Quran dan ilmu-ilmu lainnya sebelum dikodifikasikan dalam bentuk kitab atau mushaf, satu-satunya yang sudah dikodofikasikan pada saat itu hanyalah Al-Quran. Hal itu terus berlangsung sampai ketika Ali Bin Abi Thalib memerintahkan Abu Al-Aswad untuk menulis nahwu. Perintah Ali inilah yang membuka gerbang pengodifikasian ilmu-ilmu agama dan bahasa arab, pengodifikasisan itu semakin marak dan meluas ketika Islam berada di bawah pemerintahan Bani Umayyah dan Abbasiyah pada periode-periode awal pemerintahannya.
D. Perkembangan Ulumul Quran
1. Perkembangan Ulumul Quran Abad II H.
Pada masa penyusunan ilmu-ilmu agama yang dimulai sejak permulaan abad II H. pada ulama memberikan prioritas atas penyusunan tafsir sebab sebab tafsir merupakan induk ulumul Quran. Diantara ulama abad II. Adalah :
• Syu’bah Bin Hijjaj
• Sufyan Bin Umayah
• Sufyan Ats-Tsauri
• Waqi’ Bin Al-Jarrh
• Muqotil Bin Sulaiman
• Ibn Jarir Ath-Thobari
2. Perkembangan Ulumul Quran Abad III H.
Pada abad III selain tafsir dan ilmu tafsir para ulama mulai menyusun beberapa ilmu Al-Quran (Ulumul Quran), diantaranya :
• Ali Bin Al-Madani dengan kitabnya Ilmu Asbab An-Nuzul.
• Abu Ubaid Al-Qosimi Bin Salam dengan kitabnya Ilmu Nasikh Wa Al-Mansukh, Ilmu Qiraat, Dan Fadha’il Al-Quran.
• Muhammad Bin Ayyub Adh-Dhurraits dengan kitabnya Makki Wa Al-Madani.
• Muhammad Bin Khalaf Al-Marzuban dengan kitabnya Al-Hawei Fi Ulum Al-Quran.
3. Perkembangan Ulumul Quran Abad IV H.
Pada abad IV H. Mulai disusun ilmu gharib Al-Quran dan beberapa diantaranya memakai istilah ulumul Quran, diantara kitabnya adalah :
• Gharib Al-Quran.
• Aja’ib Ulum Al-Quran.
• Al-Mukhtazan Fi Ulum Al-Quran.
• Nukat Al-Quran Ad-Dallah Ala Bayyan Fi Anwa Al-Quran Wa Al-Ahkam Al-Munbi’ah’an Ikhtilaf Al-Anam.
• Al-Astigna’ Fi Ulum Al-Quran.
4. Perkembangan Ulumul Quran Abad V H.
Pada abad ini mulai disusun ilmu-ilmu I’rab Al-Quran dalam satu kitab. Namun demikian penulisan kitab-kitab ulumul qur’an masih terus dilakukan . ulama masa ini diantaranya :
• Ali Bin Ibrahim Bin Sa’id Al-Hufi.
• Abu Amr-Dani.
5. Perkembangan Ulumul Quran Abad VI H.
Pada abad ini disamping ada ulama yang meneruskan pengembangan ulumul qur’an, juga terdapat ulama yang mulai menyusun Ilmu Mubhamat Al-Quran diantaranya :
• Abu Al-Qosim Bin Abdurrahamn As-Suhali dengan kitabnya Mubhamat Al-Quran.
• Ibn Al-Jauzi dengan kitabnya Funun Al-Afnan Fi Aja’ib Al-Quran Dan Kitab Al-Mujtab Fi Ulum Tata’allaq Bi Al-Quran.
6. Perkembangan Ulumul Quran Abad VII H.
Pada abad VII H ilmu-ilmu Al-Quran terus berkembang dengan mulai tersusunnya ilmu majazAl-Quran dan ilmu qira’at. Diantara ulamanya :
• Alamuddin As-Sakhawi dengan kitabnya Hidayat Al-Murtab Fi Mutasyabih.
• Ibn ‘Abd As-Salam / Al Izz dengan kitabnya Ilmu Majaz Al-Quran.
• Abu Syamah dengan kitabnya Al-Mursyid Al-Wajiz Fi Ulum Al-Qur’an Tata’allaq Bi Al-Qur’an Al-Aziz.
7. Perkembangan Ulumul Quran Abad VIII H.
Pada abad ini muncullah ulama yang menyusun ilmu-ilmu baru tentang Al-Quran, namun demikian penulisan kitab-kitab tentang Ulumul Quran tetap berjalan, diantaranya :
• Ibn Abi Al-Isba’ dengan kitabnya Ilmu Badu’i Al-Quran.
• Ibn Al-Qayyim dengan kitabnya Ilmu Aqsam Al-Quran.
• Najmuddin Ath-Thufi dengan kitabnya Ilmu Hujjaj Al-Quran.
8. Perkembangan Ulumul Quran Abad IX dan X H.
Pada abad IX dan permulaan abad X H. Makin banyak karya para ulama tentang Ulumul Quranpada masa ini Ulumul Quran mencapai kesempurnaan. Diantara para ulamanya antara lain :
• Jalaludin Al-Bulqini dengan kitabnya Mawaqi’ An-Nujum.
• Muhammad Bin Sulaiman Al-Kafiyaji dengan kitabnya At-Tafsir Fi Qowa’id At-Tafsir.
• Jalaludin Abdurrahman Bin Kamaluddin As-Suyuti dengan kitabnya At-Tahbir Fi Ulum At-Tafsir.
Setelah As-Suyuti wafat pada tahun 911 H. perkembangan ilmu Al-Quran seolah-olah telah mencapai puncaknya dan berhenti dengan berhentinya para ulama dalam pengembangan ilmu-ilmu Al-Quran keadaan ini berlanjut sampai abad XIII H.
9. Pengembangan Ulumul Quran di Abad Modern.
Sebagaimana penjelasan diatas, bahwa setelah wafatnya imam As-Suyuti tahun 911 H, maka terhentilah gerakan penulisan ilmu-ilmu Al-Quran dan pertumbuhannya sampai abad ke-XIV H. sebab pada abad ke-XIV H atau pada abad modern ini bangkit kembali kegiatan penulisanUlumul Quran dan perkembangan kitab-kitabnya. Hal itu ditengarai dengan banyaknya ulama yang mengarang Ulumul Quran dan menuls kitab-kitabnya, baik tafsir maupun macam-macamnya kitab Ulumul Quran.
Diantara para ulama yang menulis Tafsir atau Ulumul Quran pada abad modern inin adalah sebagai berikut :
• Ad-Dahlawi dengan kitabnya Al-Fauzul Kabir Fi Ushulil Tafsir.
• Thahir Al-Jaziri dengan kitabnya At-Tibyan Fi ‘Ulumil Quran.
• Abu Daqiqah dengan kitabnya ‘Ulumul Quran.
• M. Ali Salamah dengan kitabnya Minhajul Furqon Fi ‘Ulumil Quran
END !!
Src : CBH
Eo : Ahmad Zaman Huri
EmoticonEmoticon